F. Sri Adawina - Perspektif Pencerita tentang Perempuan dalam Teks Nayla karya Djenar Maesa Ayu


Tugas Akhir/Skripsi Sastra Indonesia
Disusun oleh: F. Sri Adawina
Universitas Airlangga
Program Studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya

Intisari:

Sebagaimana narasi pada umumnya, teks Nayla yang menjadi objek penelitian ini juga mempunyai kunci naratif yang menghubungkan teks dengan pembaca. Kunci naratif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pencerita. Kehadiran pencerita teks Nayla dapat dirasakan pembaca dengan melakukan identifikasi terhadapnya. Dalam teks Nayla, sewaktu-waktu pencerita utuh teks dihadirkan secara eksplisit dan di waktu lain menjadi pencerita tak tampak. Identifikasi pencerita teks Nayla dapat diungkapkan dengan pemanfaatan metode analisis konten dan pembacaan hermeneutik sehingga pemaknaan mengenai pesan teks didapat secara maksimal. Peneliti sadar, ketika pencerita tidak menampakkan diri, penuturan fragmen-fragmen diambil alih oleh suara tokoh cerita. Suara-suara tokoh itu hanya bertutur, bukan bercerita kepada pembaca. Suara-suara itu tidak terhubung dengan pembaca, melainkan subjek lain di dalam teks. Di sisi lain, pencerita itu tetap ada meskipun dia tidak tampak. Kehadirannya hanya dapat dirasakan dengan mengidentifikasinya secara jeli, tidak sekadar melihat penuturan tiap-tiap fragmen.

Dengan diketahuinya sosok pencerita keseluruhan teks, penelitian ini dapat terarah pada pemaknaan tekstual secara maksimal mengenai citraan perempuan yang dihadirkan lewat perspektif pencerita. Pencerita teks Nayla adalah sosok konsultan psikologis yang berbicara dengan Nayla. Di sisi lain, ternyata perspektif konsultan itulah yang membingkai keseluruhan suara-suara tokoh dalam teks. Namun, suara tokoh lain itu sebelum dibingkai oleh teks telah dibingkai oleh perspektif tokoh utama Nayla karena hanya dia yang berhadapan dengan konsultan itu. Selain itu, penelitian ini mendapati bahwa perempuan-perempuan yang dihadirkan dalam teks Nayla merupakan korban trauma berkepanjangan yang disebabkan oleh lingkungan dan orang-orang dekat di sekitarnya. Trauma itu pada akhirnya tidak terselesaikan dan terus menimbulkan kasus-kasus trauma baru sebagai reaksi bawah sadar terhadap generasi selanjutnya atau orang lain. Selain itu, peneliti bisa memahami konsep alternatif tentang perempuan yang ditawarkan oleh teks. Yakni, bagaimana perempuan dihadirkan terkait dengan perannya di masyarakat yang masih terjebak antara stigma mapan dan dimaknai sebagai kontrol yang benar dengan pemahaman baru yang lebih mendobrak tabu dan rentan menyembunyikan fakta negatif masyarakat.

No comments:

Post a Comment